Text
Jendral Besar TNI A. H. Nasution
Meniti karir sebagai seorang guru, Nasution kemudian banting stir masuk ke Milisi Hindia Belanda menjelang pecahnya Perang Dunia II. Mempunyai pengalaman tempur saat mempertahankan kota Surabaya dari serbuan Balatentara Jepang di awal tahun 1942.
Selama Perang Kemerdekaan menjadi Panglima Divisi Siliwangi di Jawa Barat. Menjelang serbuan Belanda terhadap Ibukota Yogyakarta, menduduki jabatan Wakil Panglima Besar (Wapangsar) dan menjadi perwira yang paling dipercayai Jenderal Soedirman. Jabatannya pada masa Agresi Militer Belanda II adalah Panglima Tentara & Teritorium Djawa (PTTD).
Dua kali menjabat sebagai KSAD (tahun 1949-1952) dan (tahun 1955-1962), Jenderal Nasution kemudian menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata (KSAB) merangkap Menko Hankam.
Jenderal Nasution selalu hadir sebagai sosok perwira yang menentukan ketika Angkatan Darat RI terdera oleh berbagai masalah dan konflik. Dengan senioritas dan kualitas kepemimpinannya, Angkatan Darat dapat dipersatukan.
Dikenal sebagai sosok yang tidak ambisius tapi selalu mendapatkan tekanan dan tuduhan semenjak masa pemberlakuan Demokrasi Terpimpin hingga selama masa rezim Orde Baru.
| B01566S | 92 (Nasution) AGU j | Perpustakaan Daerah | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain